MEMAHAMI TRADING SEBAGAI ZERO-SUM GAME
Sebelum memulai lebih lanjut tulisan kali ini, kita akan membahas terlebih dahulu apa itu zero-sum game.
Saya agak kesulitan mencari padanan kata yang tepat untuk kata “zero-sum
game” di dalam bahasa indonesia. Bila diterjemahan kata perkata “zero-sum game”
artinya adalah “permaianan penjumlahan nol”. (zero=nol, sum=penjumlahan,
game=permainan).
Ketika saya mencari terjemahan yang lain, saya mendapat terjemahan yang
mungkin agak mendekati arti sebenarnya.
“Zero-sum game” dalam terjemahan bahasa indonesianya adalah “permainan
menang dan kalah”, jadi jumlah pemain yang menang akan sama dengan jumlah
pemain yang kalah.
Kalau di trading, maka bisa dijelaskan seperti ini :
“Dimana ada orang yang
mendapatkan uang (menang), maka akan selalu ada orang yang kehilangan uang
(kalah)”
Kalau di dalam trading anda mendapatkan untung sebesar 1 juta rupiah,
maka di tempat lain ada orang yang juga kehilangan uang sebesar 1 juta rupiah. Kerugian
dan keuntungan dari semua orang yang terllibat di dalam permaianan ini bila
dijumlahkan semuanya akan sama dengan nol (oleh sebab itu dinamakan zero-sum /
bila ditambahkan hasilnya sama dengan nol).
“Zero-sum game” merupakan gambaran dari aktivitas trading di pasar forex, commodity dan lain-lain. Namun hal ini agak berbeda bila kita
membicarakan pasar saham.
Pasar saham bukanlah zero-sum
game. Mengapa? Karena di dalam pasar saham keuntungan bukan hanya diperoleh
dari selisih harga beli dan harga jual, namun keuntungan juga bisa diperoleh
dari pembagian dividen. Dividen bisa diperoleh apabila perusahaan bertumbuh
dengan baik.
Bayangkan bila anda membeli sebuah saham pada tanggal 1 Januari seharga
1000 rupiah dan kemudian menjual sahamnya kepada teman anda pada tanggal 10
Januari seharga 2000 rupiah.
Namun, pada tanggal 10 Januari merupakan tanggal pencatatan para
pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen (Anggap saja nilai dividen yang
dibagikan adalah 1000 rupiah). Itu berarti teman anda berhak mendapatkan
dividen tapi anda tidak berhak.
Kemudian tanggal 11 Januari harga saham langsung turun ke 1000 rupiah,
lalu teman anda menjual saham tersebut di harga 1500 rupiah.
Pertanyaannya : apakah anda
untung karena beli saham di harga 1000 rupiah dan menjualnya di harga 2000
rupiah? Tentu saja jawabannya pasti untung
Pertanyaan kedua : apakah teman anda rugi karena beli saham dari anda di
harga 2000 lalu menjualnya di harga 1500?
Jawabannya, teman anda TIDAK DIIRUGIKAN, MALAH DIUNTUNGKAN. Teman anda
memang rugi 500 rupiah dari selisih harga jual dan harga beli, tapi mendapatkan
keuntungan sebesar 1000 rupiah karena pembagian dividen. Itu berarti teman anda
mendapatkan keuntungan bersih senilai 500 rupiah.
Tidak ada yang dirugikan dari contoh kasus diatas, kedua belah pihak
baik anda maupun teman anda sama-sama diuntungkan dari adanya jual-beli saham
Itulah yang menyebabkan pasar saham bukanlah merupakan zero-sum game.
Namun, untuk trading saham sendiri, yang mana para trader lebih peduli
akan analisa pergerakan harga ketimbang analisa fundamental mengenai perusahaan
(apakah perusahaan tersebut bisa bertumbuh dengan baik dan menghasilkan dividen
yang cukup menguntungkan), maka bisa diasumsikan bahwa : TRADING SAHAM ADALAH
ZERO-SUM GAME.
Yang berarti dalam trading saham, setiap ada yang diuntungkan pasti ada
yang dirugikan. Sedikitnya 50% orang yang diuntungkan dari trading saham
disebabkan karena ada 50% orang yang dirugikan dari trading saham, tidak
mungkin ada lebih banyak orang yang diuntungkan daripada orang yang dirugikan.
Jadi siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah?
Semuanya tergantung pada sistem trading, money management dan kondisi
psikologis setiap pemain. Siapa yang memiliki ketiga hal tersebut lebih baik
daripada yang lain maka dialah yang akan menang.
Fakta menariknya adalah 80% traders akan gagal di tahun pertamanya.
(sesuai dengan prinsip yang sudah dijelaskan sebelumnya : Sedikitnya 50% orang
yang diuntungkan dari trading saham disebabkan karena ada 50% orang yang
dirugikan dari trading saham)
Komentar
Posting Komentar